NUSANTARA

Permintaan Tinggi, Cabai di Jabar Tembus Rp100 Ribu per Kg

""Sebulan yang lalu masih tinggi cuma masih di kisaran Rp40-Rp50 ribu""

Arie Nugraha

Harga cabai melambung di Jabar
Harga cabai melambung, pedagang cabai di Pasar Kosambi, Bandung, Jabar, Rabu (28/02/24). (Antara/Raisan Al Farisi)

KBR, Bandung- Asosiasi Pedagang Pasar Seluruh Indonesia (APPSI) Jawa Barat menyebutkan harga lima kebutuhan pokok masyarakat kompak mengalami kenaikan seperti berbagai jenis cabai, kentang, telur dan daging ayam. Menurut Ketua APPSI Jawa Barat Nandang Sudrajat,  kenaikan harga berbagai jenis cabai, kentang, telur dan daging ayam di berbagai daerah cukup bervariasi.

Dia menduga kenaikan  akibat tingginya permintaan.

"Cabe rawit yang merah itu kan sudah menyentuh Rp90-Rp100 ribu per kilo di beberapa tempat. Awalnya ukurannya sebulan yang lalu masih tinggi cuma masih di kisaran Rp40-Rp50 ribu sekarang sudah nyentuh Rp90-100 ribu per kilo. Semua jenis percabean naik lah pokoknya mah," ujar Nandang saat dihubungi KBR, Bandung, Rabu (20/03/24). 

Nandang mengatakan kenaikan harga berbagai jenis cabai saat ini sudah tidak normal. Bahkan katanya, untuk harga jual cabai bulan lalu yaitu di kisaran Rp40-Rp50 ribu kilogram sudah dianggap tinggi.

Namun dikarenakan kebutuhan dan masyarakat yang sudah tidak mempedulikan harga jual menjadikan berbagai jenis cabai ini tidak mengalami kendala dalam penjualan.

"Kalau cabai kenaikannya sudah enggak normal tapi karena memang gejolak harga sudah seperti itu orang-orang jadi maklum. Masyarakat sudah tidak memperhatikan kenaikan harga ini dengan terpaksa," kata Nandang.

Baca juga:

Sementara untuk harga jual kentang mengalami kenaikan dibandingkan sebulan lalu. Harga jual kentang rerata Rp40 ribu per kilogram dari harga awal Rp30 ribu per kilogram.

Kenaikan harga kentang sebut Nandang, disebabkan harga kentang di sentra perkebunan seperti di Garut naik harganya 20-30 persen.

"Saya mendapat info bahwa harga kentang tinggi karena petani nya bergeser bercocok tanam jadi ke cabai. Sehingga kurang pasokannya tapi untung ke petani dapat rezeki. Mereka pintar melihat peluang pasar," ucap Nandang.

Untuk harga telur tambah Nandang, di tingkat pengecer dipatok Rp32 ribu per kilogram. Awalnya harga jual telur di pengecer Rp25 ribu per kilogram.

Nandang menjelaskan permintaan telur sangat tinggi sebelum bulan Ramadan 2024 atau puasa. Kemungkinan besar adanya pembelian skala besar untuk disimpan hingga Lebaran 2024.

"Ada informasi industri kue menyetok telur untuk Ramadan dan menjelang lebaran. Para pelaku industri ini bersiap untuk memproduksi kue tanpa kendala. Karena kue nastar tahan sampai setahunan juga kan," ungkap Nandang.

Sedangkan untuk daging ayam kini dijual Rp40-Rp43 ribu per kilogramnya. Awalnya dijual dibawah Rp30 ribu kilogram di pedagang pasar tradisional.

Nandang mengaku sebelum adanya kenaikan harga ini, ketersediaan di sentra daging ayam 200-300 kilo per hari. Itu pun masih tersisa 75 kilogram, sehingga dijual besok hari.

"Nah kalau sekarang ketersediaan daging ayam sebanyak 300 kg habis dalam setengah hari. Itu pun permintaan yang tinggi meski harganya terus-terusan naik. Bahkan penyedia daging ayam ini punya rencana memesan dari daerah luar Jawa Barat dulu untuk memenuhinya," tukas Nandang.

 

Editor: Rony Sitanggang

  • hargai cabai melambung
  • APPSI

Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!